Tue. Nov 18th, 2025

Keunikan Alam Tata Ruang Filosofis

Keunikan Alam dan Tata Ruang Filosofis

 

Ketenangan Desa Penglipuran bersumber dari tata ruang desa yang masih dijaga sesuai adat dan lingkungan yang asri:

 

1. Konsep Tata Ruang Tri Mandala

 

Desa Penglipuran dibangun berdasarkan konsep tata ruang tradisional Bali, yaitu Tri Mandala, yang membagi desa menjadi tiga zona berdasarkan tingkat kesucian:

Zona Lokasi (Arah Spiritual) Fungsi dan Filosofi
Utama Mandala Paling Utara (Kaja) Area paling suci, tempat Pura Penataran dan Pura Puseh untuk peribadatan dan memuja para dewa.
Madya Mandala Tengah Area pemukiman penduduk. Di sinilah rumah-rumah adat berbaris rapi dan simetris.
Nista Mandala Paling Selatan (Kelod) Area khusus pemakaman penduduk.

 

2. Arsitektur Seragam dan Simetris

 

  • Akses: Jalan utama desa adalah koridor pejalan kaki bebas kendaraan yang lurus dari atas ke bawah.
  • Rumah Adat: Seluruh rumah penduduk memiliki desain arsitektur yang seragam, termasuk penggunaan atap yang terbuat dari bambu atau ijuk.
  • Angkul-Angkul: Setiap rumah memiliki gerbang masuk tradisional yang seragam, yang disebut Angkul-angkul, menciptakan pemandangan yang rapi dan fotogenik.

 

3. Hutan Bambu dan Lingkungan Asri

 

  • Sekitar 45% dari total luas Desa Penglipuran adalah Hutan Bambu yang sangat luas dan asri.
  • Hutan bambu ini dianggap suci oleh warga dan berfungsi sebagai penyangga ekosistem, kawasan resapan air, dan sumber bahan baku bangunan tradisional.
  • Seluruh desa ini bebas dari polusi kendaraan bermotor dan kerapiannya sangat terjaga, didukung dengan tersedianya tempat sampah di setiap jarak tertentu.

 

🤝 Kearifan Adat dan Tradisi Lokal

 

Ketenangan di Penglipuran tidak terlepas dari kuatnya aturan adat yang diterapkan oleh masyarakatnya:

  • Larangan Poligami/Poliandri: Salah satu aturan adat yang paling unik dan ketat adalah larangan memiliki istri atau suami lebih dari satu.
  • Karang Memadu: Bagi warga yang melanggar aturan tersebut, mereka akan diasingkan dan ditempatkan di sebuah area terpisah di ujung desa yang disebut Karang Memadu, serta tidak mendapatkan pelayanan dari desa adat. Hingga kini, tempat tersebut dilaporkan kosong karena ketaatan warganya.
  • Konsep Tri Hita Karana: Kehidupan masyarakat diatur oleh filosofi Tri Hita Karana (tiga penyebab kebahagiaan) yang berlandaskan pada hubungan harmonis antara manusia dengan Tuhan (Parahyangan), manusia dengan sesama (Pawongan), dan manusia dengan lingkungan (Palemahan).

 

🚶 Aktivitas yang Dapat Dinikmati

 

  1. Berjalan Kaki Menyusuri Koridor Utama: Menikmati suasana damai sambil mengamati detail arsitektur rumah dan Angkul-angkul yang seragam.
  2. Mengunjungi Hutan Bambu: Berjalan santai di bawah kerindangan bambu yang sejuk, sering menjadi spot favorit untuk berfoto.
  3. Belajar di Rumah Warga: Beberapa rumah dibuka sebagai homestay atau tempat untuk membeli suvenir dan mencicipi kuliner khas.
  4. Mencicipi Kuliner Khas: Jangan lupa mencoba Loloh Cemcem, minuman tradisional khas desa yang terbuat dari perasan daun cemceman, yang menyegarkan dan dipercaya memiliki khasiat kesehatan.
  5. Menginap dan Camping: Terdapat fasilitas homestay untuk merasakan kehidupan desa lebih dalam, atau Anda bisa mencoba camping di sekitar hutan bambu (perlu konfirmasi dan izin pengelola).

By admin

Related Post